Senin, 22 September 2014

KELAS MAYA-SIMULASI DIGITAL




Kelompok Cendrawasih
v Dinda Devianty
v Lenni Fazriyani
v Rheina Gita Dewi Y
v Rizka Alviona
Kelas X-AP 1




1.   Definisi kelas maya
   adalah kombinasi dari berbagai ‘media’ belajar (teknologi maupun aktivitas) untuk  menciptakan pembelajaran yang optimal bagi siswa. Istilah ‘blended’ menyatakan bahwa pembelajaran konvensional yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas, diperkaya dengan berbagai sumber digital.
2.   Jenis kelas maya
a.      Learning Management System (LMS) adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten (content delivery system), dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa.
b.     Learning Content Management System (LCMS) adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh pemilik konten untuk mendaftar (register), menyimpan (store), menggabungkan (assembly), mengelola (manage), dan memublikasikan (publish) konten pembelajaran untuk penyampaian melalui web, bentuk cetak, maupun CD.
c.      LMS vs LCMS
Perbedaan utama dari LMS dan LCMS adalah LMS merupakan media interaksi antara siswa dan guru, sedangkan LCMS adalah media yang digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan penerbit konten.


3.   Pemanfaatan kelas maya
teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pembelajaran, meningkatkan kecepatan belajar, dan meningkatkan efisiensi pembelajaran. Oleh karena itulah, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Ada enam potensi kunci dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam rangka revolusi pembelajaran. Terdiri dari:
a.    Konektivitas-akses terhadap beraneka ragam informasi ‘tersedia’ dalam skala global. Selama Anda memanfaatkan koneksi internet, Anda akan mendapatkan informasi apapun yang tersedia dalam world wide web (www). Dalam mencari informasi, Anda juga tidak akan merasa kesulitan berkat bantuan mesin pencari seperti Google atau Bing.
b.      Fleksibilitas–belajar dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja.
c.       Interaksi–evaluasi belajar dapat dilaksanakan seketika dan mandiri.
d.      Kolaborasi–penggunaan perangkat diskusi dapat mendukung pembelajaran kolaborasi di luar ruang kelas.
e.       Peluang pengembangan–konten digital dapat terus-menerus dikembangkan sehingga dapat memperkaya pembelajaran dalam kelas konvensional.
f.       Motivasi–multimedia dapat membuat pembelajaran lebih menarik.
4.     Fitur kelas maya
fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang sedang dikerjakan oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran. Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL (Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning Networkyang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam belajar menggunakan jejaring social.

5.   Kesimpulan kelas maya
   Pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya (cyber class) merupakan upaya untuk mendorong pembelajaran yang dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran dalam kelas maya bukanlah menggantikan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama guru Anda di kelas, tetapi dengan memanfaatkan kelas maya Anda akan mendapatkan tambahan atau pengayaan (enrichment) materi yang akan melengkapi pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini, Anda akan didorong untuk lebih aktif dan kreatif.[dinda devianty X-AP 1 kelompok cendrawasih]




Kamis, 03 April 2014

Membidik Foto

1. Memperhitungkan Waktu, Cuaca, dan Peralatan
Ada baiknya apabila sebelum kita datang ke lokasi tempat kita akan membidik foto, terlebih dulu kita melakukan survei apakah tempat tersebut merupakan angle yang tepat dan terbaik untuk membidik foto sunrise atau sunset. Kemudian, akan lebih baik pula jika kita memperhitungkan waktu kedatangan kita sebelum matahari benar-benar terbit atau terbenam. Maka dari itu, datang lebih awal, seperti 1-2 jam lebih awal bisa menjadi pilihan terbaik. Jangan lupa pula untuk memperhitungkan keadaan cuaca di minggu atau bulan itu, sehingga nantinya kita tidak perlu pulang dengan sia-sia jika cuaca mendadak mendung. Persiapkan juga peralatan yang dibutuhkan seperti tripod, lensa, baterai, dan lain-lain.
2. Komposisi
Komposisi wide angle akan menghasilkan gambar landscape, namun jika ingin membuat sang matahari menjadi objek utamanya, maka kita harus melakukan teknik zoom in atau menggunakan lensa zoom hingga tele 200mm bahkan kalau perlu menambahkan tele converter. Jangan lupa dengan aturan pertiga terutama dalam menempatkan unsur-unsur foto seperti cakrawala, matahari, siluet dari pusat objek.
3. Eksposur
Usahakan untuk membidik eksposur dengan berbagai mode, karena jika hanya mengandalkan mode otomatis pada kamera, maka kamera kita bisa jadi tidak akan mampu menangkap keindahan cahaya yang ada sepenuhnya. Hal yang menarik dalam membidik fenomena ini adalah tidak ada eksposur yang bersifat ‘benar’. Maka dari itu, sebisa mungkin kita mampu memanfaatkan mode eksposur sebanyak mungkin untuk menghasilkan beragam foto yang menakjubkan.
4. Tips penting lainnya
Jika kesulitan untuk menemukan fokus pada gambar di mode otomatis karena kondisi pencahayaan yang ekstrim, cobalah untuk menggunakan mode fokus manual untuk menghasilkan fokus gambar yang lebih baik.
Sudah tidak sabar untuk mempraktekkannya?Selamat mencoba!